The Winner IS
Penulis Afifah Afra
Penerbit Gema Insani
Cetakan pertama 2007
“OK”. Buku ini, buku yang enak dibaca, bahasanya ringan dan renyah tidak diperlukan pemahaman yang mendalam, sangat cocok dibaca segala umur dan tingkatan pendidikan (kecuali TK). Buku ini mengulas mengenai seputar “kecerdasan”. Mulai dari pengertian, kaitannya prestasi dengan kecerdasan, salah kaprah seputar prestasi dan karakter untuk menjadi orang yang berprestasi.
Pengertian yang umum di masyarakat, “prestasi” dicirikan jika seseorang memenangkan lomba, atau juara pertama, dengan kata lain prestasi identik dengan tropi, piala atau simbol penghargaan dan identik dengan orang yang “cerdas”.
Jika kita menafsirkan berdasarkan pemahaman di atas, maka seseorang yang tidak pernah menang perlombaan dan selalu rangking terakhir, termasuk kedalam kategori orang yang tidak tidak berprestasi dan tidak cerdas?. Tapi kalau memang seperti itu adanya, “Bagaimana bisa Einstein menjadi ilmuwan jenius dan cerdas, sedangkan di masa kecil Einstein termasuk anak yang tidak berprestasi?”.
Sejatinya sejak lahir ke dunia, semua manusia itu cerdas, karena setiap manusia diberikan anugerah oleh Allah keunikan dan kecerdasan yang berbeda-beda. “So”, maka semua manusia mempunyai peluang dan kesempatan yang sama untuk berprestasi. “Nah”, berikut cara melejitkan kecerdasan untuk bisa berprestasi.
Kenali kecerdasan mu
Setiap orang mempunyai kecerdasan yang berbeda-beda, walaupun demikian tidak menutup kemungkinan seseorang mempunyai beberapa tipe kecerdasan, berikut penjelasannya:
- Kecerdasan linguistik, merupakan kecerdasan yang mampu dan dengan mudah mempelajari serta menguasai beberapa bahasa.
- Kecerdasan logika matematika. Mempunyai kemampuan berpikir abstrak dan menyukai angka.
- Kecerdasan intrapersonal, mempunyai kemampuan memahami diri dan memotivasi diri sendiri, tanpa harus bergantung dari luar.
- Kecerdasan interpersonal, mempunyai kemampuan membaca emosi orang lain.
- Kecerdasan ritmis musikal, kecerdasan yang mampu mempelajari alat musik dan menciptakan lagu.
- Kecerdasan naturalis, kecerdasan yang mampu dengan mudah mempelajari alam biasanya sangat menyukai flora dan fauna.
- Kecerdasan kinestetik, kecerdasan olah tubuh, biasanya atlet yang mempunyai kecerdasan tipe ini.
Tidak diwariskan
Karena setiap manusia itu unik dan mempunyai kecerdasan yang berbeda-beda, belum menjamin jika dibesarkan di lingkungan keluarga yang memiliki kecerdasan interpersonal dan intrapersonal akan mempunyai kecerdassan yang sama dengan orang tuanya. Sebagai contoh “Bams” Samsons yang mimilih menjadi musisi, berbeda dengan orang tuanya yang pengacara.
Ada niat ada jalan
Ibarat sebilah pisau yang tidak pernah dipakai, maka lambat laun pisau tersebut akan menjadi tumpul, begitu pula dengan kecerdasan manusia, semakin dilatih terus menerus, maka akan semakin terasah kecerdasan tersebut.
Di Bab III dari buku ini diulas 10 karakter yang harus dimiliki untuk melejitkan kecerdasan antara lain:
Keyakinan kepada Allah
Mengutip ucapan Einstein “Ilmu tanpa agama buta dan agama tanpa ilmu lemah”, artinya ilmu dan agama keberadaannya tidak bisa dipisahkan, keduanya saling melengkapi. Maka dengan keyakinan kepada Allah akan menjadikan senantiasa merasa diawasi oleh Allah.
Ibadah yang benar
Dengan ibadah yang benar dan sesuai panduan, maka akan meningkatkan keyakinan pada Allah, sehingga akan menjadi rambu untuk tidak melanggar yang dilarang Allah.
Habit
Habit merupkan aktiviitas yang dilakukan rutin sehingga menjadi sutu kebiasaan, Bentuklah kebiasaan postif yang bisa meningkatkan kecerdasan (baca buku, menulis dll) dan mendukung menuju visi mu.
Wawasan berpikiran
Tidak ada yang abadi di bumi ini, semuanya senantiasa berubah mengikuti perkembangan zaman, maka bekali terus dengan informasi-informasi terkini dalam dan luar negeri untuk menambah pengetahuan dan mampu bersaing dengan ilmuwan asing.
Fisik prima
Percuma berprestasi kalau badan sering saki-sakitan, pastiya selalu menjaga asupan makanan, minuman, olahraga dan istirahat yang cukup untuk menjaga kebugaran tubuh.
Berdiri tegak di atas kaki sendiri
Artinya mandiri tidak bergantung pada orang lain, tapi bukan berarti soliter. Ini lebih menitikberatkan pada kemandirian untuk bertindak tanpa harus menunggu ditemani atau menunggu orang lain.
Bersungguh-sungguh
Melakukan sesuatunya tidak setengah-setengah, dan mengeluarkan kemampuan 100%.
Rapih dan terstruktur
Membuat perencanaan sebelum bertindak, tidak terburu-buru dan memikirkan dengan matang sebelum mengambil keputusan.
Memanfaatkan waktu
Mengisi waktu dengan kegiatan positif dan bermanfaat, ini dilakukan karena kesadaran dari dalam diri, karena waktu yang telah terjadi tidak bisa diulang kembali.
Bermanfaat
Orientasi yang dilakukan bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi bermanfaat bagi orang banyak.
Setelah mengetahui mengenai kecerdasan dan 10 karakter yang diperlukan untuk cerdas dan berprestasi, di akhir buku ini diberikan jurus jitu untuk menjadi pemenang sesungguhnya, antara lain: kenali diri dan potensi, temukan energi super, jadikan hidup lebih berseri, konsentrasi, tentukan terget, berlatih dan pantang menyerah, evalusi diri secara rutin, temukan partner, siap menang, siap gagal dan siap bangkit dari kegagalan.
Untuk detailnya teman-teman bisa langsung ke toko buku terdekat ya, dijamin ngga akan menyesal kalau baca buku yang satu ini.
“See you on next books”, keep read, learn and share”
Sumber gambar
www.onesearch.id/; www,cipfail.com; independent.co.uk; www.topuko.com;www.lollydascal.com