fbpx

STRAWBERRY GENERATION

sumber gambar www.goodread.com

STRAWBERRY GENERATION
Rhenald Kasali
Penerbit Mizan
Cetakan ke-3, Oktober 2017

Sesuai dengan namanya “Strawberry”, bentuknya menarik dan bagus dari luar, tetapi apabila sedikit saja jatuh atau disikat, maka bentuknya menjadi hancur dan tidak menarik untuk dilihat. Itulah yang dicoba Rhenald Kasali angkat di buku ini. Mengenai generasi yang bagus secara prestasi (generasi strawberry), tetapi begitu mengalami permasalahan, hambatan, kegagalan akan jatuh terburuk dan susah untuk bangkit.

Permasalahan ini muncul karena mind set dari para “generasi strawberry” yang memegang pakem fix mindset, artinya sudah merasa sempurna sehingga malas untuk berkembang, tidak menyukai tantangan, tidak menyukai kritikan dan enggan untuk terus belajar, baik itu belajar formal (institusi resmi) dan non formal (lingkungan sosial, organisasi, masyarakat).

Untuk mengatasi cognitive inflexibility yang dialami “generasi strawberry”, maka Rhenald Kasali memberikan solusi mengubah dari fixmindset menjadi growth mindset, sebagai berikut:

  • Pendekatan
    Generasi Y dan Z dikenal sebagai genasi hi-tech, sangat mudah beradaptasi dengan kemajuan teknologi, baik itu gadget, peranti elektronik, akses  media sosial dan akses konten berita. Dengan mudahnya mengumpulkan informasi dan banyaknya masukan nilai dari luar, maka pendekatan pada generasi ini harus mengedepankan diskusi terbuka dua arah, melatih untuk mengambil keputusan, mengapresiasi sekecil apapun pencapain yang berhasil dicapai, menanamkan budi pekerti yang baik sedari kecil, melatih dan mengembangkan ke susuatu yang disukai, latih untuk berani mengambill risiko dengan mengerjakan sedikit hal tetapi yang tidak mudah dan kembangkan life skill (diluar sekolah).

    sumber gambar www.micromedium.com
  • Penanaman nilai moral
    Ajarkan keutamaan dan keluhuran dari kejujuran, serta perbaiki setiap kekurangan ketika diberi masukan ataupun kritikan dari lingkungan luar.
  • Ciptakan entrepreneur sedari dini
    Keberhasilan seseorang didapatkan 10% dari belajar dikelas, 20% melalui  sharing pengalaman dan 70% melalui pembelajaran setiap hari (Dave Ulrich & Norm Smallwood), maka didiklah sedari dini untuk belajar dari alam (di luar sekolah) dan tanamkan untuk berani gagal, keluar dari zona nyaman, berkarir lintas negara, serta tanamkan jiwa pengusaha sedari kecil dengan memulai sesuatu yang kecil.

    Sumber gambar www.expose.co.id
  • Pondasi mental
    Untuk mengubah dari fix mindset menjadi growth mindset dengan kata lain merubah dari karakter passenger, perlu dilakukan sedari dini, latihlah kemampuan berpikir bukan menghapal, jadilah mentor untuk mereka, untamakan kompetensi bukan teori, perbanyak belajar dari lingkungan informal, serta tanamkan untuk menjadi seekor rajawali yang berani terbang jauh keluar dari sarangnya dengan belajar ke luar negri sendirian.

Intisari dari buku ini jadilah seorang driver, yang kaya dengan ilmu informal di alam, serta memiliki kemampuan berpikir dan memahami sesuatu secara menyeluruh, bukan menjadi seorang passenger yang banyak wacana.

“The End”

 “See you on the next books”, keep read, learn and share”

Tinggalkan Balasan

Alamat email anda tidak akan dipublikasikan.

error: Content is protected !!