Lead or Leave It
Jazak Yus Afriansyah
Penerbit PT. Grasindo
Cetakan Pertama
Juni Tahun 2015
Untuk temen-temen yang mencari buku mengenai leadership khususnya yang pengen tahu cara meningkatkan kemampuan anggota yang dipimpin di organisasi kampus dan perusahaan, buku ini bisa menjadi referensi yang bagus, karena buku ini diramu dengan bahasa yang mudah dimengerti, sederhana dan langsug pada intinya.
Nah, buku ini menjelaskan cara menigkatkan engagement/keterikatan antara pemimpin dan anggota melalui media coaching dan conselling, pastinya di buku ini dijelaskan pula konsep leadership dan karakter pemimpin yang kekinian.
Bab I dan Bab II di buku ini diulas mengenai pengertian dasar leadership. Bab III, IV dan V diulas mengenai Jenis pemimpin karakter pemimpin serta kaitannya dengan karakter anggota yang dipimpin. Bab VI diulas mengenai perbedaan manager dan seorang leader dan Bab VII, Bab VIII dan Bab IX diulas mengenai kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin.
Nah, sekarang mari kita sama-sama selami isi buku ini.
Istilah leadership pastinya sudah nggak asing di telinga temen-temen. Leadership merupakan suatu seni memengaruhi orang lain, baik itu pengaruh baik atau buruk. Nah orang yang melakukan leadership di sebut leader (pemimpin dalam bahasa indonesia).
Seorang leader selain harus mampu memengaruhi orang yang dipimpinnya, dia juga harus bertanggung jawab mengorganisasi visi dan target perusahaan/organisasi, dengan orang, strategi, barang (perusahaan) dan penjualan (Perusahaan), dengan tujuan untuk mencapai target yang sudah ditetapkan oleh organisasi/perusahaan.
Nah, menurut Om Jazak setidaknya ada empat jenis pemimpin yang umum dijumpai
Inspiring Leader
Karakter pemimpin yang satu ini memimpin dengan memberikan contoh terlebih dulu sebelum mengintruksikan kepada anggota yang dipimpinnya. Nah umumnya karakter ini dimiliki oleh pemuka agama.
Autocratic Leader
Nah. Karakter pemimpin yang satu ini sangat mudah dikenali dengan karakter yang otoriter, semua yang menjadi intruksinya tidak untuk dibantah dan tidak membuka peluang untuk berdiskusi. Karakter pemimpin seperti ini sangat cocok untuk anggota yang minim dengan kemampuan.
Democratis Leader
Karakter pemimpin yang demokratis dicirikan dengan selalu membuka ruang diskusi dengan anggotanya. Karakter seperti ini sangat cocok untuk organisasi/perusahaan yang mempunyai anggota yang punya kemempuan/matang dan pengetahuan yang mumpuni.
Service Leader
Karakter pemimpin service leader, mengutamakan segala sesuatunya untuk anggota, tetapi diawal kepemimpinannya sang pemimpin akan mewajibkan hal-hal yang harus dilakukan oleh anggotanya.
Situational Leader
Nah, Om Jazak menekankan secara khusus karakter pemimpin yang satu ini. Karakter pemimpin situational leader merupakan karakter pemimmpin kekinian yang harus dimiliki oleh setiap pemimpin yang ingin dan mampu memengaruhi anggota timnya. Ciri khas dari karakter pemimpin yang satu ini mempunyai komitmen dan kompeten yang tinggi kepada organisasi atau perusahaan, seorang situational leader akan sangat mudah beradaptasi dengan lingkungan dan manusia dalam organisasi dan perusahaan.
Seorang situational leader harus mempunyai kemampuan managing dan leading serta mempunyai kemampuan membaca karakter anggota yang dipimpinya. Menurut Om Jazak setidaknya ada empat kategori orang yang dibagi berdasarkan kompetensi (kemampuan) dan lama waktu waktu orang tersebut di organisasi atau perusahaan.
Low Competence, High Commitment
Kategori pertama dimiiki oleh orang baru pada suatu organisasi/perusahaan, dicirikan dengan minim pengalaman tetapi mempunyai semangat yang tinggi. Kepada orang yang termasuk ke dalam kategori low compotence-high commiment, sebagai seorang leader harus memberikan arahan terkait apa saya yang harus dilakukan.
Low-Some Competence, Low Commitment
Yang termasuk ke dalam kategori kedua umunya yang sudah mempunyai pengalaman 1-2 tahun di organisasi dan perusahaan. Yang termasuk kategori ini umumnya sudah mengetahui prosedur yang berlaku di organisasi/perusahaan, namun mereka menemui ketidaksesuaian antara idialis yang mereka terima selama di dunia kampus/sekolah dengan realita yang terjadi. Menghadapi kategori low-some competence–low commitment seorang leader harus melatih melatih mereka dan bertukar pikiran sehingga bisa mereduksi kemungkinan menurunnya komitmen.
Moderate-High Competence, Variable Commitment
Kategori ketiga umumnya mempunyai pegalaman tiga tahun di organisasi/perusahaan dan sudah mengetahui kondisi perusahaan. Pada kategori ini tugas seorang leader hanya sebagai pendukung, melakukan monitoring dari jauh dan memberikan kepercayaan.
High Competence-High Commitment
Pada kategori ini, tugas seorang leader lebih mudah, seorang leader hanya perlu mendelegasikan, karena secara kompetensi dan komitmen yang termasuk ke dalam kategori ini mencirikan karakter yang sudah matang.
Selain harus mengetahui kategori orang yang dipimpinnya, seorang leader harus mempunyai kemampuan tambahan yaitu coaching skill dan counseling skill. Coaching menitik berartkan pada solusi dan tindakan dari suatu masalah, sedangkan counseling menitik beratkan pada identifikasi masalah serta dampak yang terjadi.
Counseling Model | Coaching Model |
Fokus pada behaviour & Performance | Action planning |
Talk impact of behaviour | Analyzing |
Talk consequence of behaviour to employee | Observe behaviour |
Provide alternative | Compare with standard |
Set up or improvement objective | |
Performance monitoring | |
Supporting |
Sumber gambar
Gramedia.co.id; Jojonomic.com; Evalart.com; Aiesec.at; Mindful.org